Minggu, 10 Januari 2016

Sinau Djlanan [ Sinau Dari Ahlinya]



Edisi” Sinau Djalanan @Mangkubumi

Kali ini pratayu kembali menapakan  kaki nya di tanah yogjakrta, kota yang tak pernah kehilangan keindahan , daya tarik untuk dikunjungi, tak hanya tempat – tempat wisata yangmenwarkan keindahan nya,. akan tetapi banyak tempat yang bisa kita jadikan tempat untuk menimba ilmu. begitu juga dengan saya kali ini dengan mengambil istilah Jalan tipis – tipis” mencoba untuk berusaha belajar atau ngasuh kawuruh[1] kepada mereka yang inggin berbagi ilmu dan pengalamanya.
Dengan mengikuti kata hati serta berirama dengan waktu untuk mempelajari beberapa keahlian khas Yogjakarta. Mulai dari pengunaan bahan dasar Bambu, Rotan, Mendong, Flanel dan yang tidak asing dengan kita yaitu cara membuat batik baik batik tulis ataupun batik cap. dari hal pembuatan batik dengan cara tradisonal yang masih mengunakan canting sebagai alat membatiknya, sampai Cap. Selain itu kerajinan berbahan dasar bambo, dengan bambo mereka bisa membuat beberapa karya seperti , tempat buah, hantaran, alat music, tempat lampu, tempat sampah, keranjang mini untuk souvenir, tutup makan seta Tas dan masih banyak lainya.  dan berbahan dasar mendong, dengan dibawah arahan pak,dukuh yang ada di dusun tersebut para warga membuat kerajainan yang mengunakan mendong sebagai bahan dasarnya, dari mendong mereka bisa menghasilkan , mulai dari kotak pensil , tikar, kernjang sampah, penutup jendela rumah, dompet bahkan tas. yang paling menarik ketika saya dating dan ngobrol denngan pak,dukuhnya beliau bilang jika tas yang saya pegang tersebut adalah pesananya orang dari luar Negeri yaitu Swiss” iya swiss. dan heran nya beliau hanya menjual prodaknya orang luar tersebut dengan harga 40.000 dalam bentuk rupiah artinya satu tas kotak berbahan mendong yang dalam tas nya tersebut dilapisi kain batik  hanya di hargai empat puluh ribu rupiah saja.
 Sunguh sebuah harga yang terbilang cukup murah untuk bisa mengenakan Tas tersebut. jika ada pertanyaan terkait harga yang di bandrol[2]” rugi atau tidak  bapak tersebut menjawab tidak karena beberapa bahan berasal dari sekitar jadi ya cukup murah. akan tetapi walaupun di jual dengan harga yang murah , kebanyakan pemeinat dari kerajinan tersebut kebanyakan dari wiatawan asing. lalu kemana orang – orang pribumi yang bilang cintai produk dalam neger, Nampak nya mereka masih tergila – gila dengan prodak impor yang di datangkan oleh pegusaha dari luar negeri, iya Luar Negeri kata ya biar kekinian jika bisa mengenakan prodak impor. itulah  crita dari perjalananku selama di kota mangkubumi sebuah perjalanan yang sangat berharga karena ilmu – ilmu dan pengalaman yang saya dapat. Trimakasih untuk semuanya yang telah membatu dalam proses ini smeoga Tuhan yang membalas.


[1] Ngasuh Kawuruh dalam bahasa Indonesia di artikan sebagai Belajar ke yang lebih ahlinya.
[2] Bandrol adalah kata lain di patok atau tariff untuk menyebut sebuah standart harga barang yang di jual

Tidak ada komentar:

Posting Komentar