Edisi”
Sinau Djalanan @Mangkubumi
Kali
ini pratayu kembali menapakan kaki nya
di tanah yogjakrta, kota yang tak pernah kehilangan keindahan , daya tarik
untuk dikunjungi, tak hanya tempat – tempat wisata yangmenwarkan keindahan
nya,. akan tetapi banyak tempat yang bisa kita jadikan tempat untuk menimba
ilmu. begitu juga dengan saya kali ini dengan mengambil istilah Jalan tipis –
tipis” mencoba untuk berusaha belajar atau ngasuh
kawuruh[1]
kepada mereka yang inggin berbagi ilmu dan pengalamanya.
Dengan
mengikuti kata hati serta berirama dengan waktu untuk mempelajari beberapa
keahlian khas Yogjakarta. Mulai dari pengunaan bahan dasar Bambu, Rotan,
Mendong, Flanel dan yang tidak asing dengan kita yaitu cara membuat batik baik
batik tulis ataupun batik cap. dari hal pembuatan batik dengan cara tradisonal
yang masih mengunakan canting sebagai alat membatiknya, sampai Cap. Selain itu
kerajinan berbahan dasar bambo, dengan bambo mereka bisa membuat beberapa karya
seperti , tempat buah, hantaran, alat music, tempat lampu, tempat sampah, keranjang
mini untuk souvenir, tutup makan seta Tas dan masih banyak lainya. dan berbahan dasar mendong, dengan dibawah
arahan pak,dukuh yang ada di dusun tersebut para warga membuat kerajainan yang
mengunakan mendong sebagai bahan dasarnya, dari mendong mereka bisa
menghasilkan , mulai dari kotak pensil , tikar, kernjang sampah, penutup
jendela rumah, dompet bahkan tas. yang paling menarik ketika saya dating dan
ngobrol denngan pak,dukuhnya beliau bilang jika tas yang saya pegang tersebut
adalah pesananya orang dari luar Negeri yaitu Swiss” iya swiss. dan heran nya
beliau hanya menjual prodaknya orang luar tersebut dengan harga 40.000 dalam
bentuk rupiah artinya satu tas kotak berbahan mendong yang dalam tas nya
tersebut dilapisi kain batik hanya di
hargai empat puluh ribu rupiah saja.
Sunguh sebuah harga yang terbilang cukup murah
untuk bisa mengenakan Tas tersebut. jika ada pertanyaan terkait harga yang di
bandrol[2]”
rugi atau tidak bapak tersebut menjawab
tidak karena beberapa bahan berasal dari sekitar jadi ya cukup murah. akan
tetapi walaupun di jual dengan harga yang murah , kebanyakan pemeinat dari
kerajinan tersebut kebanyakan dari wiatawan asing. lalu kemana orang – orang pribumi
yang bilang cintai produk dalam neger,
Nampak nya mereka masih tergila – gila dengan prodak impor yang di datangkan
oleh pegusaha dari luar negeri, iya Luar Negeri kata ya biar kekinian jika bisa
mengenakan prodak impor. itulah crita
dari perjalananku selama di kota mangkubumi sebuah perjalanan yang sangat
berharga karena ilmu – ilmu dan pengalaman yang saya dapat. Trimakasih untuk
semuanya yang telah membatu dalam proses ini smeoga Tuhan yang membalas.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar