Edisi Puasa Ketiga’
Aku di Gasebo Lapas
Ini adalah
cerita yang di alami langsung oleh beberapa perempuan[1]
tempo hari” tepatnya puasa di hari ketiga ‘ di bulan Ramadhan mereka adalah
Titim atau kami memangilnya Bunda , Henny, Kartika dan Angi. Empat perempuan
ini tergambung di sebuah lembaga yaitu
SAPUAN[2]”
sebuah lembaga yang mengurusi segala bentuk
permasalahan Perempuan dan Anak. Kali ini saya tidak akan bercerita
tentang Sapuan dan ke empat perempuan tersebut. Melainkan apa yang sedang kami lakukan dihari itu.
Kala itu
tepatnya hari sabtu tanggal 20 juni 2015 jam 09.an seperti biasanya kami
berkativitas ,, seperti biasanya dan pada umumnya , iya” biasa dan umum bagi
kami. Dimana kami harus menyapa para sahabat – sahabat kami, sahabat yang berada
di tempat yang berbeda dengan kita selama ini, yang mungkin sebagian orang
menilai tempat yang tidak mungkin
menemukan sebuah kebebasan karena terhalang sebuah tembok yang tinggi
serta tebal dan jeruji besi yang mengelilinginya. Mereka bukan berasal dari
keluarga besar kami atau bahkan tidak ada hubungan darah sama sekali dengan
kami semuanya, tidak saya, juga tidak rekan – rekan saya.
Lalu yang
menjadi pertanyaan adalah kenapa kami repot – repot membuang waktu dan tenaga
kami untuk menyapa dan berbagi dengan mereka yang ada di dalam SE[3]L
tersebut? Satu hal yang menjadi dasar
kami sampai melakukan hal tersebut, datang berkunjung serta berbagi dengan
mereka yang ada disana, yaitu karena kami peduli, karena mereka juga manusia yang
punya hak yang sama dengan kita walaupun mereka berada ditempat yang berbeda.
Dan yang pasti mereka butuh teman, butuh sahabat untuk berbagi dengannya.
Melalui media menulis kami
mencoba berbagi dengan mereka, mengunakan kertas serta pena kami berharap
mereka bisa menuangkan perasaannya dengan menulis, dan kami berharap dengan hal
tersebut mereka bisa sedikit teobati dan menemukan tempat yang tepat untuk
berbagi tanpa ada rasa sungkan ataupun malu dengan keadaan yang di
alaminya sekarang ini. Banyak hal yang
kami dapatkan dengan kami berbagi dengan mereka semuanya kami jadi tau bahwa
untuk membuat sebuah perubahan itu bisa kita wujudkan dari hal yang paling
sederhana dan kita lakukan dengan tekun serta terus menerus sampai menjadi
sesuatu
Dan
kami inggin memberitahukan kepada semuanya bahwa mereka bertempat
tinggal di hunian tersebut bukan lah menjadi pilihan ataupun tujuan mereka
semuanya. Bahkan dari kecil mereka tak pernah ber cita – cita untuk menginap di
tempat yang sekarang ini menjadi tempat singgahnya, ataupun nyantri di tempat
tersebut yaitu lembaga pemasrakatan Anak. Walaupun ada yang menjalani ibadah
puasa nya di tempat tersebut bukan yang pertama kali ya. “ dan hall itu di
sampaikan salah satu di antara mereka bahwa dia sudah kesikian kalinnya,
“ aku ki, wes mulai Poso ,
lebaran Qurban , tahun Baru, trus Natal trus idul fitri.tapi pindah – pindah..”
( artinya saya itu mulai puasa , lebaran qurban ,Tahun baru , Natal lalu
Idulfitri pindah – pindah). Ada hal yang mengelitik ku kala itu saat kami
berada di Gasebo[4]
“ iya saat kami berbincang – bincang dengan mereka, di sela – sela pembicaran
tersebut saya bertanya, lha kamu kesini karena apa” saya masuk karena 196, 197 dan uu 35 tahun
2009 ..(jawab salah seorang anak ) hah..
apa itu sahut ku kepadanya. Masih ada lagi nomer – nomer serta pasal yang
mereka sampaikan ke kami saat itu.
Tapi kami tak bisa menghafalnya dengan baik.
[Maaf] Dan ia pun menjelaskan nya jika hal tersebut adalah pasal yang menjerat
dia sehingga dia difonis kemudian masuk di salah satu kamar lapas anak
tersebut. Iya jelas mereka sanggat hafal
di setiap detail isinya, sanksi nya berapa dan dendanya berapa, lalu jika denda
nominal tersebut diganti dengan hari itu menjadi berapa hari, merka tau betul
karena hal tersebut lah yang membawa mereka sampai pada hari ini bertemu kami
di “Gasebo Lapas”
Itulah tadi sedikit ceritaku dan
rekan – rekan ku yang sedang berbagi bersama para sahabt kami yang berada di
Lapas[5]
anak. Dengan memegan pena kita bisa
berbagi , melalui kertas ini saya bercerita tentang kedaan hati ku, dengan rasa
sabar aku mencoba mendengarkannya bercerita, melalui suara yang ia keluarkan
secara terpotong – potong saya mencoba merangkainya menjadi sebuah satu
kesatuan dalam tulisan. Semoga ini awal kami untuk tetap bisa bertahan serta berbagi
dengan mereka semuanya.
Bahwa dibalik tempok yang tinggi
dan tebal masih ada kehidupan
Bahwa di balik jeruji besi masih
ada kebebasan
Dan di hati sahabtku masih ada
nafas serta harapan untuk menjadi orang yang hebat.
karena mu kami hadir dan untuk mu
kami berbagi.
Blitar 20 juni 2015
Indarr Pratayu
[1]
Perempuan yang berasal dari kata empu yang berarti pencipta, S
[2]
Komunitas SAPUAN , yang didirikan pada tanggal 24 Maret 2015 yang kepanjangan
dari Sahabat Perempuan Anak yang ada di BLitar Raya.
[3]
SEL adalah ruang yang terbuta dari besi dan berada di dalam penjara atau Lapas
[4]
Gazebo, sebuah tempat seperti angkringan yang di gunakan untuk berkumpul dalam
suasana santai yang ada di lapas.
[5]
Dulunya Lapas akan tetapi sekarang dig anti menjadi LPKA sejak tulisan ini di
posting ke Blog sudah berganti nama bukan lagi LAPAS ANAK melainkan LPKA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar