Jumat, 11 Desember 2015

Gazebo Lapas



Edisi Puasa Ketiga’
Aku di Gasebo Lapas
Ini adalah cerita yang di alami langsung oleh beberapa perempuan[1] tempo hari” tepatnya puasa di hari ketiga ‘ di bulan Ramadhan mereka adalah Titim atau kami memangilnya Bunda , Henny, Kartika dan Angi. Empat perempuan ini  tergambung di sebuah lembaga yaitu SAPUAN[2]” sebuah lembaga yang mengurusi segala bentuk  permasalahan Perempuan dan Anak. Kali ini saya tidak akan bercerita tentang Sapuan dan ke empat perempuan tersebut.  Melainkan apa yang sedang  kami lakukan dihari itu.
Kala itu tepatnya hari sabtu tanggal 20 juni 2015 jam 09.an seperti biasanya kami berkativitas ,, seperti biasanya dan pada umumnya , iya” biasa dan umum bagi kami. Dimana kami harus menyapa para sahabat – sahabat kami, sahabat yang berada di tempat yang berbeda dengan kita selama ini, yang mungkin sebagian orang menilai tempat yang tidak mungkin  menemukan sebuah kebebasan karena terhalang sebuah tembok yang tinggi serta tebal dan jeruji besi yang mengelilinginya. Mereka bukan berasal dari keluarga besar kami atau bahkan tidak ada hubungan darah sama sekali dengan kami semuanya, tidak saya, juga tidak rekan – rekan saya.
Lalu yang menjadi pertanyaan adalah kenapa kami repot – repot membuang waktu dan tenaga kami untuk menyapa dan berbagi dengan mereka yang ada di dalam SE[3]L tersebut?  Satu hal yang menjadi dasar kami sampai melakukan hal tersebut, datang berkunjung serta berbagi dengan mereka yang ada disana, yaitu karena kami peduli, karena mereka juga manusia yang punya hak yang sama dengan kita walaupun mereka berada ditempat yang berbeda. Dan yang pasti mereka butuh teman, butuh sahabat untuk berbagi dengannya.
Melalui media menulis kami mencoba berbagi dengan mereka, mengunakan kertas serta pena kami berharap mereka bisa menuangkan perasaannya dengan menulis, dan kami berharap dengan hal tersebut mereka bisa sedikit teobati dan menemukan tempat yang tepat untuk berbagi tanpa ada rasa sungkan ataupun malu dengan keadaan yang di alaminya  sekarang ini. Banyak hal yang kami dapatkan dengan kami berbagi dengan mereka semuanya kami jadi tau bahwa untuk membuat sebuah perubahan itu bisa kita wujudkan dari hal yang paling sederhana dan kita lakukan dengan tekun serta terus menerus sampai menjadi sesuatu
 Dan  kami inggin memberitahukan kepada semuanya bahwa mereka bertempat tinggal di hunian tersebut bukan lah menjadi pilihan ataupun tujuan mereka semuanya. Bahkan dari kecil mereka tak pernah ber cita – cita untuk menginap di tempat yang sekarang ini menjadi tempat singgahnya, ataupun nyantri di tempat tersebut yaitu lembaga pemasrakatan Anak. Walaupun ada yang menjalani ibadah puasa nya di tempat tersebut bukan yang pertama kali ya. “ dan hall itu di sampaikan salah satu di antara mereka bahwa dia sudah kesikian kalinnya,
“ aku ki, wes mulai Poso , lebaran Qurban , tahun Baru, trus Natal trus idul fitri.tapi pindah – pindah..” ( artinya saya itu mulai puasa , lebaran qurban ,Tahun baru , Natal lalu Idulfitri pindah – pindah). Ada hal yang mengelitik ku kala itu saat kami berada di Gasebo[4] “ iya saat kami berbincang – bincang dengan mereka, di sela – sela pembicaran tersebut saya bertanya, lha kamu kesini karena apa”  saya masuk karena 196, 197 dan uu 35 tahun 2009 ..(jawab salah seorang anak )  hah.. apa itu sahut ku kepadanya. Masih ada lagi nomer – nomer serta pasal yang mereka sampaikan ke kami saat itu. 
Tapi kami tak bisa menghafalnya dengan baik. [Maaf] Dan ia pun menjelaskan nya jika hal tersebut adalah pasal yang menjerat dia sehingga dia difonis kemudian masuk di salah satu kamar lapas anak tersebut.  Iya jelas mereka sanggat hafal di setiap detail isinya, sanksi nya berapa dan dendanya berapa, lalu jika denda nominal tersebut diganti dengan hari itu menjadi berapa hari, merka tau betul karena hal tersebut lah yang membawa mereka sampai pada hari ini bertemu kami di “Gasebo Lapas”
Itulah tadi sedikit ceritaku dan rekan – rekan ku yang sedang berbagi bersama para sahabt kami yang berada di Lapas[5] anak.  Dengan memegan pena kita bisa berbagi , melalui kertas ini saya bercerita tentang kedaan hati ku, dengan rasa sabar aku mencoba mendengarkannya bercerita, melalui suara yang ia keluarkan secara terpotong – potong saya mencoba merangkainya menjadi sebuah satu kesatuan dalam tulisan. Semoga ini awal kami untuk tetap bisa bertahan serta berbagi dengan mereka semuanya. 

Bahwa dibalik tempok yang tinggi dan tebal masih ada kehidupan
Bahwa di balik jeruji besi masih ada kebebasan
Dan di hati sahabtku masih ada nafas serta harapan untuk menjadi orang yang hebat.
karena mu kami hadir dan untuk mu kami berbagi.

Blitar 20 juni 2015
Indarr Pratayu


[1] Perempuan yang berasal dari kata empu yang berarti pencipta, S
[2] Komunitas SAPUAN , yang didirikan pada tanggal 24 Maret 2015 yang kepanjangan dari Sahabat Perempuan Anak yang ada di BLitar Raya.
[3] SEL adalah ruang yang terbuta dari besi dan berada di dalam penjara atau Lapas
[4] Gazebo, sebuah tempat seperti angkringan yang di gunakan untuk berkumpul dalam suasana santai yang ada di lapas.
[5] Dulunya Lapas akan tetapi sekarang dig anti menjadi LPKA sejak tulisan ini di posting ke Blog sudah berganti nama bukan lagi LAPAS ANAK melainkan LPKA

Tidak ada komentar:

Posting Komentar