Lima Belas Menit di
Juni Duaribu limabelas
15m.in 2015
Hari ini senja begitu
cerah, seperti cahaya langit yang tersenyum kepada sang buminya. Seperti itulah
suasana hati pratayu kali ini.
Karena tepat hari ini
dia akan bertemu dengan pujan hatinya, seorang yang ia tunggu – tunggu selama
ini. Seorang pemuda yang penuh semangat dan juga penuh karisma dan tentunya
adalah seorang yang istimewa.
Satu hari sebelumnya:
Di kampus tempat
pratayu mengajar selama ini, waktu itu menunjukan jam delapan pagi. Dia
mengambil ponsel dan mencari nama seseorang di dalam nya. Ketemulah nama yang
ia cari” askarindar itulah namanya” di pencetlah ponsel tersebut akan tetapi
bukan suara sambungan yang di dapat melainkan hanya nada kreta..tutt..tutt..tutt.
sebuah nada di mana tidak terjawabnya sebuah ponsel tersebut.
Dalam hati ia pun
berkata pasti dia ada di kota ikan itu. Aktivitas ia tetap berjlan seperti
biasanya. Mengajar sampai jam 17.00 baru ia keluar kelsa dan langsung berjalan
ke depan untuk mencari bus. Ia bus itulah alat transportasi yang ia gunakan
selama ini jika ia merasa lelah.
Waktu iu jam di ponsel
menunjukan pukul 19.07
Masuk lah pesan”
rajawali “ kamu dimana aku di Surabaya
Itu lah pesan yang di
dapat pratyu kali itu di jawablah olehnya” baru selesei ngajar blitar besuk ke
malang. Sampai kapan ??? telponlah
Rajawali : sampai besuk tak ada pulsa
Pratayu ; menyebalkan
kamu mas. Pesawat jam berapa ???
Rajawali ; 2
Itulah sepengal
percakapannya.. samapilah sebuah kesepakatan bahwa ia untuk pergi ke Bandara
dan menemuinya.
Hati pratayu senang
tapii juga binggung karena hanya ada uang lima puluh ribu di saku nya. Karena
hari itu dia belum mengambil gajinya. Lima puluh ribu itupun masih di kurangi
dengan ia beli minum. Karena dia masih harus menjalankan aktifitas nya di
blitar yaitu menyapa saudara – saudara nya yang ada di lembaga social SAPUAN.
Jam dua belas malam Rajawali
biasanya telpon karena hari itu tak ada pulsa ia pun tak menelpon nya, akhirnya
ia pun nonton tv dengan harapan bisa pergi tidur. Kurang lebih jam 3 ia pun
tidur.
Besuk paginnya jam lima
pagi ia pun terbangun dari tidurnya, kemudian bergegaslah ia untuk ke kamar
mandi, setelah mandi pun ia pergi ke tempat kakak laki – lakinya untuk pinjam
uang, untuk uang saku dia, karena tak ada uang yang ia pegang sama sekakli. Di
dapatlah uang 200.000, dari kakak nya, 50 kakak laki – laki , 150.000 kakak
iparnya. Akhirnya mintalah dia diantar ke terminal untuk mencari bus. Jam itu
menunjukana jam 6 pagi ia. Pun bergegas naik ke dalam bus, tak lupa rutinitas
di keluarga kami sebeblum berangkat untuku pamit akupun pamitan ke kakak laki –
laki ku.
Bus harapan ku naiki
dan berjalan lah. Didalam perjalanannku aku pun mengirim pesan ke rajawali” aku
berangkat ke Surabaya naik bus dan kemungkinan sampai Surabaya jam 12an, Hp ku
matikan hemat baterai.
Jalan bus tersebut aku
tak henti hentinya melihat trus jam tanggan ku. Akhirnya jam menujukan jam
9..00 tibalah aku di terminal arjosari. Turunlah saya dan langsung ke kamar
mandi dulu untuk buang air kecil. Setelah itu aku pun berjalan menuju tempat
bus arah Surabaya. Bus patas Tentrem ku
naiki. Jam 9 lebih hamper setengah sepuluh aku meninggalkan malang menuju
Surabaya. Sungguh beruntung hari ku hari ini. Di mana bus yang ku naiki
berjalan lancar tak kena macet dan berjalan normal sehingga aku sampai tepat
waktu di terminal bunggur asih jam 11.15 , kemudian aku pun mencari bus DAMRI
untuk menuju bandara. Dan ku Tanya apa peaaswat yang kamu naiki “ Citilink.
Aku pun naik DAMRI
tepat jam 12.00 aku tiba di bandara.aku pun mencari tempat yang aman untuk menungu
kedatangan nya. Akan tetapi sebelumnya aku ke kamar mandi untuk buang air biasa
efek perjalan jauh suka buang air jika turun dari kendaraan. Hehehhe.
Waktu mennjukan jam
12.30. perut ku lapar kareana baru sadar jika aku belum mengisi perut.
Berjalanlah aku ke tempat otlet kue”aku pun membeli kue kesuakaan ku jika aku
berada di bandara. Iya aku beli dua bungkus kue yang masih hangat dengan
harapan dapat ku bagi dengan nya nanti.
Akan tetapi apa yang
terjadi ketika ia datang berbeada. Waktu menunjukan jam 13.00 akupun gelisah karena sudah jam satu pasti
waktu ketemunya Cuma sebentar.
Di sela- sela aku
menggu di jam 13.00 itu lewat lah sesok bapak – bapak berkaos merah dan
bertopi. Kok kayak kenal apa iya…aku pun tak begitu yakin..ku panggil eh
ternyata Wabub dari kota sebelahku. Bertanyaalah beliau ke saya lho
putrine.pak… kok disini..iya pak aku pun
menjawab iya pak dari jakarta baru sampai niki” dalam bahasa jawa campur
Menuggu siapa teman
pak, ohh,,iya truss ya pulang pak.ohh begitu..
Oh iya tunggu di sini
ya saya tak sholat dulu ucap pak wabub kepada pratayu.
Setelah tiga puluh
menit kembalilah pak wabub tersebut..ya sudah nanti biar diantar sopir saja.
Kemana blitar atau mana??
Malang pak,soalnya
masih ada jam kuliah jawab ku.
Oh…….ya“sudah,,sahut….pak’wabub….ke…’pada‘ku.
berpamitanlah belia kepada ku ..karena peawat nya sudah harus chek in.
berpamitanlah belia kepada ku ..karena peawat nya sudah harus chek in.
Kemudian aku masih
tetap berada di kursi besi yang panjang dan panas itu. Menugu kehadirannya.
Selang beberapa menit
aku pun mengirim pesan ke dia” masih lama kah
Dia pun menjawab. Kamu
dimana , aku di pintu masuk
Aku pun menjawab aku di
tempat tunggu depan pintu masuk.
Rajawali, jalan lah
kesini aku di depan aku mau chek in
Dengan BT dan kesal aku
pun menghampirnya, kenapa mesti saya yang harus menghampirnya, bukan nya dia
yang mencari saya. Saya pun berjalan mencari dia , mata ku pun tertuju di depan
pintu masuk. Eh gambar dia pun tersenyum ringan kepada ku,
Dengan rasa malu,
kangen bercampur sebel menjadi satu sembari mengahmpirinya. Kami pun jalan berdua mencari tempat duduk
yang enak, agar bisa ngobrol walaupun sebentar.saya menunjuk salah satu resto
luar, apaa katanya kapitalis..haa..ha..
Kan sekali kali saja
mas.. jawab ku, lalu kami pun melihat restoran indo tradisoonal .kami pun masuk
karena kami sudah pada makan, akhirnya hanya pesan minuman, es lemon tea dan
jeruk iris bulat dengan air dinggin menjadi menu penghantar kami ngbrol saat
itu, iya sesekali aku pun memperhatikan wajah dia, karena sudah lama tidak
melihat dia. Ada yang berubah agak sedikit hitam she menurutku, kami tak
membicarakan apa atifitas kami. Melainkan aktifitas organisasi yang kami ikuti.
Akan tetapi sesekali
dia bertanya bagaimana kuliahmu,” iya semester dua jalan ini besuk UAS dan ini
masih masuk itulah jawab ku, ke padanya.
Rajawali: oohh
iya.,yyaa mahasiwa,,
Iya pak.dosen..sahut
pratayu. Kepadanya.
Aku pun sesekali
melihat jam. Aku berharap jam saat itu berjalan lambat dan lama sehingga masih
ada cukup waktu untuk bersamanya.
Di akhir kata pun dia
bilang jika sudah diterima di KL. Kuala lumpur Malasya dan agustus September
mulai masuk.
Ha..sudah ketrima, trus
berapa lama dan kapan mulai masuk, ucap
ku kepadanya,
Agustus , September ini
aku mulai masuk, jawab nya.
Iya sudah di jalani saja
kan Cuma setahun kan. Setealaah itu balikkan karena by resech saja setelah itu.
Ya sudah semangat
antara senang dan sedih. Tibalah di saat dimana kami harus kembali beraktifitas
masing masing, kembali ke kota ya masing – masing, kami berpisah dan hanya
ucapan sudah nya saya balik, ucapnya
kepadaku dan hati – hati, iya mas, jawab ku kepadanya, tanpa melihat diriku
yang berjalan di belakang nya. Aku pun menjawab mas hati – hati nya. Masuk lah
ia ke tempat chek in pesawat.
Dan aku pun melangkah
kan kaki menju ujung jalan tempat di mobil di parkir tadi.
Aku pun mencari
pak.Endik sopir pak wabub, mari pak sudah monggo pulang, uacap ku ke pada
beliau. Di bukalah pintu mobil tersebut dan aku pun masuk dan kembali ke
malang.
Sebelm masuk mobil
bergetarlah ponsel ku, ku lihat ada pesan dan ternyata pesan darinya,
Hati – hati kamu,
itulah tulisan pesannya, aku pun menjawab iya, siap mas, mas juga hati – hati.
Kemudian kami aku dan pak
endik beserta mobil, meninggal kan bandara secara perlahan. Menuju malang.
Terimaksih Tuhan untuk
hari ini , terimaksih atas waktunya waalu hanya lima belas menit tapi utu
sanggat berharga bagi ku,
Terimaksih untuk 15
menit di 2015 ini.
Bandara Juanda 15
.06.2015
Indarr Pratayu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar