Rabu, 09 Desember 2015

Surat Cinta Untuk Tuhan" Review Jurnal" Ari Kamayanti

TUGAS MATA KULIAH
MULTI PARADIGMA

Dosen Pengajar : Ari Kamayanti
Metode Penelitian Kulitatif
SURAT CINTA UNTUK TUHAN


Oleh :
Nama   : Henni Indarriyanti
Nim     : 146020310111024

            Berawal dari  jurnal atau artikel[1] dengan judul “ SURAT CINTA UNTUK TUHAN ”yang ibu berikan pada hari ini, adapun yang dapat saya berikan terhadap apa yang tertulis di dalam artikel tersebut. Jika saya di minta untuk memberikan penilaian tanpa mengurangi rasa hormat saya kepada ibu sebagi penulis dari artikel tersebut.  Pada dasar nya apa yang ibu pikirkan dan kemudian tuangkan kedalam artikel yang ibu tulis tersebut sanggatlah menarik . berangkat dari hal sederhana dan biasanya kita dengar bahkan kita juga melakukannya. Yaitu menulis sebuah surat dan kemudian membaca surat tersebut, baik dari orang tua , teman , sahabat, bahkan kandidat patner hidup kita.
Akan tetapi kali ini saya menjumpai hal yang sedikit berbeda dari yang ada yaitu “Surat Untuk Tuhan”mencoba mengali dan melihat dari prespektif yang berbeda  yang mana biasanya oarng melihat segala sesuatu dari sudut pandang yang bersifat kuantitatif[2] dan mengahasilkan sebuah keputusan dan penilaian yang positive [3],maka dari itu dengan artikel ini mencoba mengunakan pedekatan kualitatif.
Dengan hal itu ada sebuah cara pandang yang berbeda, beda dalam artian mampu melihat dan memahami segala sesuatunya dari segala sudut pandang dan cara berfikir dan hal itulah sebuah pemikiran yang multiparadigma[4]. Dalam artikel ini terlihat bahwa ibu Ari selaku penulis merupakan salah satu peneliti perempuan yang mempunyai cara pandang yang berbeda dari yang ada. Hal itu bisa di kategorikan kedalam multi paradigm, yang mana mampu melihat segala sesuatunya dengan cara yang biasanya, dan mampu mengkaji keilmuan yang biasa – biasa menjadi hal yang luar biasa. Dengan menonjolakan sebuah aliran posmo di dalamnya hal itu menjadi nilai lebih dari seorang dosen pengajar.  
Walaupun banyak yang berfikir bahwa penelitian – penelitian yang mengunakan method kualitatif masih kurang ilmiah. Bukankah sebuah keilmiahan dari hasil penelitian itu , tidak hanya di lihat dari methode apa yang di gunakan seorang peneliti.itu hanya salah satu bagian dari keilmiahan, melainkan seberapa dalam seorang peneliti dalam mengupas permasalahan dan menyajikan nya. Baik kuantitatif maupun kulaitatif mempunyai kelebihan dan kekurangan masing – masing. Akan tetapi hal tersebut tergantung seorang peneliti lebih nyaman atau cocok yang mana untuk bisa di gunakan dalam penelitiannya.
Mencoba membuka paradigma baru dari sebuah penelitian itu merupakan hal yang baik dengan mengunakan beberapa pendekatan yang ada, dalam isi artikel tersebut di jelaskan bahwa’,Didalam memaknai Tuhan pun setiap orang bisa berbeda[5], apalagi sebuah ilmu pengetahun yang setiap waktu bergerak secara dinamis dan tidak pernah diam pada satu tempat. Dan hal tersebut di perkuat dengan bahwa kebenaran itu hanya milik Tuhan, dan manusia hanya menjalani dari apa setiap tugas yang di berikan kepada masing – masing individu.
Dan peneliti dalam hal ini yaitu Ibu Ari” mencoba membuka pola pikir kita sebagai mahasiwa, bahwa metode penelitian itu tidak hanya kuantitatif melainkan juga ada metode secara kualitatif yang hasil penelitiannya juga bisa di kategorikan ilmiah. Selain itu dengan kualitatif kita bisa mendapatkan sebuah kajian keilmuan yang lebih bervariatif, yang artinya kita mengkaji dari berbagai teori dan sudut pandang serta pendekatan dan tidak berhenti pada sebuah analisa yang berbasiskan statistik numerik saja.


[1] Arik,kamayanti,metodologi penelitian kualitatif,surat cinta untuk Tuhan
[2] Metode penelitian kuantitatif, seringkali dimasukan dalam kotak paradigma positive karena kuantitas “ menjadi alat analisis yang diangap objektiv serta pengunaan angka memungkinkan dilakukannya tindakan menjelaskan dan memprediksi suatu fenomena melalui pendekatan hypotetico-deductive. Disisilain. Metode penelitian kualitatif , dimasukan kedalam kotak paradigma non- positive yang beragam tujuan ( interpretisme,adalah paradigma yang bertujuan memahami dan memaknai ; kritis adalh paradigm yang bertujuan mengubah dan membebaskan( chua;1986). 
[3] Positif dalam hal ini di jelaskan sebagai bentuk setiap penilaian hanya pada benar dan salah , baik dan buruk kurang lebih seperti itu.
[4] Multi paradigma maksudnya merumuskan cara pandang pokok permasalahan tentang ilmu penegtahuan dengan mengunakan beberapa kajian atau pendekatan tidak hanya dari satu teori atau cara pandang.  
[5] Penulis [Ari Kamyanti] , mencontohkan sebuah kasus enam orang yang buta yang diminta untuk menjelaskan tentang devinis Hewan Gajah. Yang mana  orang pertama menyentuh perut gajah dan mengatakan gajah seperti tembok besar yang kasar. Orang kedua menyentuh gading gajah dan mengatakan gajah itu seperti tombak. Orang ketiga memegang ekor gajah dan mengatakan bahwa gajah itu seperti tali. Orang keempat memeluk kaki gajah dan mengatakan bahwa gajah itu sperti batang pohon. Orang kelima memegang telinga gajah dan bersikukuh bahwa gajah itu seperti kipas yang sangat besar. Orang ke enam menyentuh belalai dan memastikan bahwa gajah seperti selang. Kemudian keenam orang enam ini berkupul  lalu berdebat tanpa ujung , karena tidak mendapatkan kesepakatan bentuk gajah , padahal setiap orang benar pada prespektifnya masing – masing. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar